PPP HARUS MERESPON IDE KREATIF KADERNYA

Posted on November 19, 2011

1


marisa haque

Wajah cantiknya sudah terkenal di dunia entertainmen tanah air. Siapa tak kenal dengan Marisa Haqque, mantan model, peragawati, dan bintang film yang kini merambah ke dunia politik. Tidak tanggung-tanggung, istri penyanyi, pengusaha property dan politisi Ikang Fauzi ini bahkan pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Provinsi Banten pada Pilkada lalu lewat PDI Perjuangan. Namun kini politisi cantik itu memilih PPP sebagai wadah aspirasi politiknya.

Langkah mbak Icha, begitu Marisa Haqque disapa, di dunia politik tidak seperti politisi selebritis kebanyakan. Latar belakang pendidikan mba Icha dinilai lebih dari cukup sebagai pijakannya. Lihat saja gelar akademik yang berhasil disandangnya dari berbagai perguruan tinggi baik dari dalam maupun luar negeri. Ini menjadikan mbak Icha sebagai sosok politisi yang cukup kompeten.

Kepada Media BINA Persatuan ibu dua anak ini mengaku pernah bercita-cita ingin menjadi seorang Hakim Agung. Ketertarikannya pada dunia hukum, khususnya hukum ekonomi dan syariah, yang mendorong mbak Icha bercita-cita seperti itu. Namun takdir berkata lain Icha malah terlibat di dunia politik. Mungkin karena ia menilai dunia politik dapat memberikan kontribusi kebijakan pada bidang hukum yang akhirnya membawa Mba Icha menjadi seorang politisi.

Menyoroti kondisi internal PPP sebagai partai politik tempatnya bergabung, mbak Icha berpandangan, bahwa secara umum PPP sudah cukup baik namun tetap harus ada perbaikan dan perubahan. Kurangnya komunikasi antara senior-yunior menjadi persoalan yang mendapat perhatiannya. Terutama yang terjadi pada kader-kader perempuan. Icha melihat masih perlu diperbaiki hubungan senior-yunior itu. Ia menambahkan, bahwa kritikan yang disampaikan oleh kader baru sejatinya bisa menjadi bahan perenungan untuk mengevaluasi perjalanan partai, bukan malah menjadi ganjalan. Dosen pengajar LP3I ini juga mengungkapkan bahwa keharmonisan dalam kepengurusan partai menjadi kunci utama kesuksesan partai di masa datang.

Sebagai partai Islam, mbak Icha juga berharap agar PPP dapat mengedepankan nilai-nilai Islam dalam perjuangannya. Khususnya persoalan yang menyangkut hak-hak perempuan. PPP harus bisa menjadi pelopor dan teladan dengan menunjukkan bahwa Islam sangat aspiratif dan akomodatif terhadap perempuan. Karena itu ia sangat mengharapkan PPP memberi ruang yang besar kepada kader-kader perempuannya yang potensial untuk mengembangkan diri.

“Orang-orang seperti Okky Asokawati, Ratih Sangarwati itu adalah aset berharga buat PPP. Mereka punya nilai jual  ke publik selain potensinya yang memang cukup baik. Mereka harus diterus diberi ruang politik yang luas agar publik tahu bahwa di tubuh PPP ada “mutiara-mutiara hijau” yang tak kalah dengan kualitasnya dengan mutiara di tempat lain,” kata ibunda dari Bella dan Kiki.

Marisa yang juga sebagai Ketua Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Lakmis) mengatakan agar elit PPP dapat memberikan posisi tepat kepada kader-kader yang tepat pula. “Sudah seharusnya PPP memiliki manajemen partai secara modern dan profesional,” katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa lembaga yang diketuainya tersebut seharusnya mendapat perhatian dari elit PPP. Setidaknya LAKMIS bisa dijadikan pilot project partai dalam pembangunan ekonomi umat berbasis syariah. Namun mbak Icha mengaku partai terkesan kurang tanggap dalam merespon, sehingga agak sulit bagi dirinya untuk bergerak mengembangkannya. Icha mengistilahkan hubungannya dengan PPP seperti judul lagu grup band Armada, “Mau dibawa kemana hubungan kita?”

“Seharusnya melalui partai kita bisa mendidik umat melalui ilmu yang kita miliki. Aktif di partai itu tidak melulu hanya berpartai saja, tapi memberikan ilmu kepada umat, apalagi dengan yang berbasis syariah. Hal ini bisa menjadi pertimbangan buat pemilih baru untuk “melirik” PPP,” katanya.

Terakhir Icha mengungkapkan bahwa sebagai partai Islam PPP harus mampu mengaktualisasikan kiprahnya dalam sistim manajemen partai modern namun tidak melupakan kepribadian tradisionalnya yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. PPP harus mampu membuktikan diri kepada masyarakat bahwa PPP adalah partai islam yang santun, bewibawa, cerdas dan kekeluargaan itu adalah nilai penting yang harus terjaga. Tingkatkan komunikasi secara terbuka dan saling mengisi setiap kekurangan partai. Alasan inilah yang membuat Marisa Haque mengaku akan tetap konsisten bersama PPP selama PPP mau melakukan perubahan manajemen organisasinya.

“Saya tetap konsisten di PPP asalkan ada perubahan dalam manajemennya. Saya akan mencoba bertahan di PPP semampu saya. Apabila suatu saat ada keinginan saya keluar bukan karna keinginan saya atau suami untuk bergabung di partai lain, tapi lebih karena bakti dan tugas saya sebagai istri untuk mendampingi suami. Bukan karna partai lain,” katanya seraya berharap PPP tetap menjadi partai Islam yang besar seperti dulu.

(Ning/BP)

 

Posted in: SOSOK